Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Tugas 4

Perilaku Produsen
A.       Definisi Produsen
Produsen adalah orang atau kelompok yang menghasilkan barang dan jasa. sedangkan perilaku produsen adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orangg untuk mengahsilkan jasa dan barang. tujuan dari produsen adalah menghasilkan keuntungan yang besar.
Dari diskusi minggu lalu saya menyimpulkan tentang prilaku produsen. ternyata seorang produsen yang ingin melakukan usaha harus mensurvei ke masyarakat apa yang sedang dibutuhkan oleh masyaratkat sekarang. tidak semua barang yang di jual oleh produsen akan laku dipasaran. sehingga seorang produsen harus mensurvei ke masyarakat .
B.         Fungsi Produksi
Produksi merupakan konsep arus (flow consept), bahwa kegiatan produksi diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.
Fungsi produksi merupakan hubungan teknis antara faktor produksi (C,R,T,L) dengan hasil produksi.
Dimana :
C          = Modal (Capital)
T          = Teknologi (Technology)
R          = Kekayaan Alam (Resources)
L          = Tenaga Kerja (Labour)

Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:
dimana Y = tingkat produksi (output) yang dihasilkan dan X1, X2, X3, ……, Xn adalah berbagai faktor produksi (input) yang digunakan. Fungsi ini masih bersifat umum, hanya biasa menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bias memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut. Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:
  1. Y = a + bX ( fungsi linier)
  2. Y = a + bX – cX2 ( fungsi kuadratis)
  3. Y = aX1bX2cX3d ( fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.
Dalam teori ekonomi, fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut The Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang). Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahansatu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.

Hubungan produk dan faktor produksi yang digambarkan di atas mempunyai lima
sifat yang perlu diperhatikan, yaitu :
  1. Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah ( garis OB), di mana produk marginal semakin besar; produk rata-rata naik tetapi di bawah produk marginal.
  2. Pada titik balik (inflection point) B terjadi perubahan dari kenaikan hasil bertambah menjadi kenaikan hasil berkurang, di mana produk marginal mencapai maksimum( titik B’); produk rata-rata masih terus naik.
  3. Setelah titik B, terdapat kenaikan hasil berkurang (garis BM), di mana produk marginal menurun; produk rata-rata masih naik sebentar kemudian mencapai maksimum pada titik C’ , di mana pada titik ini produk rata-rata sama dengan produk marginal. Setelah titik C’
  4. Pada titik M tercapai tingkat produksi maksimum, di mana produk marginal sama dengan nol; produk rata-rata menurun tetapi tetap positif.
  5. Sesudah titik M, mengalami kenaikan hasil negatif, di mana produk marginal juga negatif produk rata-rata tetap positif.
Dari sifat-sifat tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan produksi seperti yang dinyatakan dalam The Law of Diminishing Returns dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu :
  • produksi total dengan increasing returns,
  • produksi total dengan decreasing returns, dan
  • produksi total yang semakin menurun.
Disamping analisis tabulasi dan analisis grafis mengenai hubungan antara produk total, produk rata-rata, dan produk marginal dari suatu proses produksi seperti diatas, dapat pula digunakan analisis matematis. Sebagai contoh, misalnya dipunyai fungsi produksi:
Y = 12X2 – 0,2 X3
Y = produk
X = faktor produksi.

II. Produksi Optimal
Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini.

Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus diketahui, rasio harga harga input-output.

Secara matematis, syarat tersebut adalah sebagai berikut. Keuntungan (p) dapat ditulis:
p = PY.Y -Px.X
Y = jumlah produk;
PY = harga produk;
X = faktor produksi;
Px = harga factor produksi.

III. Least cost combination

Persoalan least cost combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tugas 3

Perilaku Konsumen

A.       Pengertian Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali (Jawa: kulakan), maka dia disebut pengecer atau distributor.

Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”

B.       Pendekatan Perilaku Konsumen

1.    Pendekatan Kardinal atau Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya.

Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility).

Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsiAsumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:
a. Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
b.     Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
c.     Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
d.    Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka.
e.  Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.

2.    Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach
Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:
a. Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
b.  Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna yang artinya konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.
c.  Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu artinya konsumen harus mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhannya.
d.     Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka.
e.    Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya.
f.  Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C.

C.       Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.

Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan.

Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya.

Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas atau indeks elastisitas. 4 konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro:

1.       Elastisitas Harga Permintaan (Ed)
Digunakan untuk mengetahui besarnya perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga barang itu sendiri. 
Kriteria Ukuran:
·         Ed > 1 : Elastis
·         Ed < 1 : In Elastis
·         Ed = 1 : Unitary
·         Ed = 0 : In Elastis Sempurna
·         Ed = ~ : Elastis Sempurna
Hal-Hal Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan:
·         Tingkat kemudahan barang yang bersangkutan untuk di gantikan oleh barang yang lain.
·         Besarnya proporsi pendapatan yang digunakan.
·         Jangka waktu analisa.
·         Jenis barang.

2.      Elastisitas harga penawaran (Ws)
Elastisitas Penawaran mengukur besarnya prosentase perubahan jumlah barang yang di tawarkan akibat adanya perubahan harga barang yang bersangkutan. Jika elastisitas permintaan kuantitasnya adalah kuantitas yang diminta dan elastisitas penawaran kuantitasnya adalah kuantitas yang di tawarkan.

3.       Elastisitas silang (Ec)
Untuk mengukur besarnya kepekaan permintaan suatu barang jika harga barang lain yang berubah, yaitu harga barang yang ada kaitanya dengan barang tersebut yang berupa barang komplementer dan dapat berupa barang subtitusi.

4.       Elastisitas pendapatan (Ey)
Untuk mengukur perubahan jumlah barang yang diminta akibat dari adanya perubahan pendapatan dalam rumus dituliskan sebagai berikut

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tugas 2

Penentuan Harga Permintaan & Penawaran

Teori permintaan menjelaskan sifat para pembeli dalam permintaan suatu barang, sedangkan teori penawaran menjelaskan sifat para penjual dalam penawaran suatu barang. Teori permintaan yang menjelaskan sifat hubungan antara jumlah permintaan barang dan harganya dikenal dengan hukum permintaan yang berbunyi: “ makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta ; sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang diminta”. Teori penawaran yang yang menjelaskan sifat hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dan harganya dikenal dengan hukum penawaran yang berbunyi : “ makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual; sebaliknya makin rendah harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan”. Dengan menghubungkan permintaan pembeli dan penawaran penjual akan dapat ditentukan harga pasar dan jumlah barang yang dijual-belikan.
Kurva Permintaan dan Fungsi Permintaan
Permintaan seseorang atau suatu masyarakat akan suatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Diantara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah:
a.    Harga barang itu sendiri
b.    Harga barang-barang lain yang bersifat substitutif
c.    Pendapatan rumah-tangga atau pendapatan masyarakat
d.   Selera seseorang atau masyarakat
e.    Jumlah penduduk.
Untuk analisis permintaan ini sangat sukar menganalisis pengaruh dari semua faktor-faktor tersebut terhadap permintaan suatu barang secara bersama-sama sekaligus. Oleh karena itu, ahli ekonomi menyederhanakan analisis tersebut, dengan menganggap bahwa permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri , sedangkan faktor-faktor lainnya dianggap tidak berubah atau ceteris paribus. Jadi, sesuai dengan hukum permintaan, yang dianalisis dalam permintaan suatu barang adalah hubungan antara jumlah barang yang diminta dan harga barang itu sendiri. Analisis permintaan ini dapat dilakukan dengan pendekatan grafis atau matematis. Pendekatan grafis akan menghasilkan kurva permintaan, sedangkan pendekatan matematis akan menghasilkan fungsi permintaan.
1. Kurve Permintaan
Kurve permintaan adalah suatu kurve yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang diminta oleh para pembeli. Kurve permintaan dibuat berdasarkan data riel di masyarakat tentang jumlah permintaan suatu barang pada berbagai tingkat harga, yang disajikan dalam bentuk tabel. Tabel ini dapat disebut tabel permintaan. Berikut ini diberikan contoh tabel permintaan hand-phone pada berbagai tingkat harga, dalam tabel 1.
Tabel 1. Permintaan Hand-Phone pada berbagai tingkat harga.

Barang
Harga
Jumlah HP yang diminta
A
600.000
900 buah
B
700.000
800 buah
C
800.000
700 buah
D
900.000
600 buah
E
1.000.000
500 buah
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa makin tinggi harga HP makin sedikit jumlah HP yang diminta. Pada harga Rp.1.000.000,- hanya 500 buah HP yang diminta, sedangkan jika harga Rp. 600.000,- sebanyak 900 buah yang minta. Berdasarkan data tabel 1. tersebut dapat dibuat kurve permintaan seperti Gb. 1. berikut
1
Gb. 1. Kurve Permintaan HP Di Suatu Pasar.
Dalam Gb. 1, pada kurve dd, terdapat lima titik A,B,C,D, dan E, yang menggambarkan tiap-tiap keadaan pada tabel 2.1. Sebagai contoh, titik A menggambarkan bahwa pada harga HP Rp. 1.000.000,- jumlah HP yang diminta pembeli sebanyak 500 buah. Kurve permintaan suatu barang pada umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah ( ber-slope negatif), yang menunjukkan sifat hubungan terbalik antara harga suatu barang dan jumlah barang yang diminta. Dengan demikian perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat pengaruh perubahan harga barang itu sendiri, ditandai oleh gerakan turun atau naik di sepanjang kurve.
2. Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan ( demand function) adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dan semua faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan seperti yang telah disebutkan diatas, maka dapat disusun fungsi permintaan umum, sebagai berikut:
Qd = f ( Pq, Ps.i, Y, S, D), di mana :
Qd = jumlah barang yang diminta
Pq = harga barang itu sendiri
Ps.i = harga barang-barang substitusi ( i = 1,2,…,n)
Y = pendapatan
S = selera
D = jumlah penduduk.
Fungsi permintaan tersebut merupakan fungsi umum sehingga belum bisa mem-berikan keterangan secara spesifik seberapa besar pengaruh dari masing-masing faktor tersebut. Untuk itu perlu disusun fungsi permintaan spesifik, misalnya dalam bentuk linear sebagai berikut:
Qd = b0 + b1Pq + b2Ps.1 + b3Ps.2 + b4Y +b5S + b6D + e. ( e = error term).
Dengan demikian fungsi permintaan ini dapat untuk menganalisis semua faktor-faktor secara simultan atau bersama-sama sekaligus. Tentu saja fungsi ini tidak dapat digambar dalam diagram dua dimensi, seperti halnya kurva permintaan pada Gb. 1. Jika kita hanya ingin menganalisis hubungan antara jumlah barang yang diminta dan harga barang itu sendiri, maka fungsi permintaan umum tersebut dapat ditulis menjadi: Qd = f (Pq  Ps.i ,Y,S,D), di mana variabel di belakang garis tegak dianggap ceteris paribus. Fungsi permintaan spesifiknya dapat ditulis : Qd = a – bPq , dimana a adalah konstante dan b adalah koefisien yang menunjukkan besar perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan satu satuan harga barang tersebut. Berdasarkan data tabel 1. diperoleh persamaan permintaan sebagai berikut: Qd = 1.500 – 0,001 Pq , di mana Qd = jumlah barang yang diminta dan Pq = harga barang itu sendiri. Interpretasi dari persamaan ini adalah apabila harga HP naik satu rupiah maka jumlah barang yang diminta turun sebesar 0,001 buah.
3. Pengaruh Faktor-Faktor Selain Harga Barang Itu Sendiri Terhadap Permintaan
Hukum permintaan hanya menekankan pengaruh harga barang itu sendiri terhadap jumlah barang yang diminta. Pada kenyataannya, permintaan suatu barang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti yang telah disebutkan di atas. Bagaimana pengaruh faktor-faktor lain tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut.
Harga barang-barang substitusi. Barang substitusi adalah barang yang dapat saling menggantikan fungsi barang lain. Sebagai contoh, kopi dan teh. Jika pada suatu waktu kopi tidak ada maka peminum kopi dapat menggantikannya dengan teh dan sebaliknya jika teh tidak ada peminum teh dapat menggantikannya dengan kopi. Harga barang substitusi dapat mempengaruhi permintaan barang yang disubstitusi. Jika harga kopi turun, maka permintaan teh menjadi turun dan sebaliknya.
Pendapatan para pembeli. Pendapatan merupakan faktor yang sangat penting di dalam menentukan permintaan berbagai jenis barang. Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan permintaan berbagai jenis barang. Menurut sifat perubahan permintaan akibat perubahan pendapatan, berbagai jenis barang dapat dibedakan menjadi : barang inferior, barang esensial, barang normal, dan barang mewah.
a.    Barang inferior: adalah barang yang umumnya diminta oleh orang-orang berpendapatan rendah. Jika orang-orang tersebut bertambah pendapatannya, mereka akan mengurangi permintaannya terhadap barang inferior tersebut dan menggantikannya dengan barang lain yang mutunya lebih tinggi. Sebagai contoh, ubi kayu. Ketika pendapatannya rendah, orang-orang mengkonsumsi ubi kayu. Jika pendapatan mereka meningkat maka mereka akan mengurangi konsumsi ubi kayu dan menggantinya dengan beras.
b.    Barang esensial: adalah barang yang sangat penting manfaatnya bagi kehidupan masyarakat sehari-hari. Contoh : makanan ( beras, gula, kopi, teh) dan pakaian.
c.    Barang normal: adalah barang yang akan mengalami kenaikan permintaannya apabila terjadi kenaikan pendapatan masyarakat. Sebagian besar barang yang ada, umumnya termasuk barang normal, seperti perabot rumah-tangga, pakaian, dan beberapa makanan.
d.   Barang mewah: adalah barang-barang yang dibeli oleh orang-orang yang berpendapatan tinggi. Contoh: mobil, emas, berlian, lukisan yang mahal, dan sebagainya.
Selera masyarakat. Selera masyarakat mempengaruhi permintaan suatu barang. Pada tahun 1960-an relatif sedikit orang yang menggunakan mobil buatan Jepang. Namun, mulai tahun 1970-an masyarakat di berbagai negara telah banyak menggunakan mobil buatan Jepang, sehingga mobil-mobil buatan Amerika dan Eropa menurun permintaannya.
Jumlah Penduduk. Pertambahan jumlah penduduk yang diikuti oleh perkembangan kesempatan kerja secara tidak langsung akan meningkatkan permintaan suatu barang. Perubahan permintaan suatu barang yang dipengaruhi oleh faktor-faktor selain harga barang itu sendiri, akan ditunjukkan oleh pergeseran kurve permintaan ke kiri atau ke kanan. Pergeseran ke kiri menunjukkan penurunan jumlah permintaan, sedangkan pergeseran ke kanan menunjukkan peningkatan jumlah permintaan. Sebagai contoh, jika pendapatan para pembeli meningkat sedangkan faktor-faktor lainnya tidak berubah, maka akan meningkatkan jumlah barang yang diminta, yang ditandai oleh pergeseran kurve permintaan ke kanan. Sebaliknya, jika pendapatan masyarakat menurun sedangkan faktor-faktor lainnya tidak berubah, maka jumlah barang yang diminta akan menurun, yang ditandai pergeseran kurva permintaan ke kiri. Keadaan ini dapat digambarkan dalam diagram Gb. 2. berikut. Semula, pada saat harga barang sebesar P dan pendapatan sebesar Q, jumlah barang yang diminta sebesar q, dengan kurve permintaan adalah DD. Ketika pendapatan menurun menjadi Q2 sedangkan harga tetap sebesar P, maka permintaan barang turun menjadi q2, dan kurva permintaan bergeser ke kiri menjadi D2D2. Jika pendapatan naik menjadi Q1 sedangkan harga barang tetap sebesar P, maka jumlah barang yang diminta meningkat menjadi q1, dan kurva permintaan bergeser ke kanan menjadi D1D1.
2Gb. 2. Pergeseran Kurve Permintaan Akibat Perubahan Pendapatan
Kurve Penawaran dan Fungsi Penawaran
Sampai di mana keinginan para penjual menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor. Diantaranya yang penting adalah:
a.    Harga barang itu sendiri
b.    Harga barang-barang lain (barang-barang substitusi)
c.    Biaya produksi
d.   Tujuan-tujuan perusahaan
e.    Tingkat teknologi yang digunakan.
Seperti pada analisis permintaan, untuk menganalisis semua faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran secara bersama-sama sekaligus agak rumit, bahkan tidak dapat dilakukan dengan analisis grafis (kurve). Oleh karena itu, harus dilakukan satu per satu, dengan menganggap faktor-faktor lain tidak berubah (ceteris paribus). Seperti yang dinyatakan dalam hukum penawaran, yang dianalisis hanya hubungan antara harga barang itu sendiri dengan jumlah barang itu yang ditawarkan, sedangkan faktor-faktor lain seperti harga barang-barang lain, biaya produksi, tujuan-tujuan perusahaan, dan teknologi yang digunakan dianggap tidak berubah.

1. Kurve Penawaran
Kurve penawaran adalah kurve yang menunjukkan hubungan antara tingkat harga barang tertentu dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh penjual. Kurve ini dibuat atas dasar data riel mengenai hubungan tingkat harga barang dan jumlah penawaran barang tersebut yang dinyatakan dalam daftar penawaran (tabel penawaran). Sebagai contoh, penawaran “Hand Phone” di suatu pasar ditunjukkan dalam Tabel 2. berikut.
Tabel 2. Tabel Penawaran Hand Phone
Keadaan Harga Jumlah yang ditawarkan
A
1.000.000
900 buah
B
900.000
800 buah
C
800.000
700 buah
D
700.000
600 buah
E
600.000
500 buah
Dari data pada tabel 2., dapat dibuat kurve penawaran hand-phone sebagai berikut (Gb. 3.).
3 Gb. 3. Kurve Penawaran HP di suatu Pasar
Titik A pada kurve, menggambarkan pada harga HP Rp. 1.000.000,- jumlah HP yang ditawarkan penjual sebanyak 900 buah; titik B menunjukkan pada harga Rp. 900.000,- jumlah HP yang ditawarkan penjual sebanyak 800 buah, dan seterusnya. Kurve penawaran pada umumnya naik dari kiri bawah ke kanan atas ( ber-slope positif), artinya jika harga barang naik penawaran barang tersebut akan naik dan sebaliknya jika harga barang turun maka penawaran barang tersebut akan turun. Jadi, pengaruh harga barang itu sendiri terhadap penawaran barang, ditunjukkan oleh gerakan di sepanjang kurve penawaran.

2. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual dan semua faktor yang mempengaruhinya. Fungsi penawaran secara umum ditulis :
Qs = f (Pq, Pl.i, C, O, T), di mana :
Qs = jumlah barang yang ditawarkan
Pq = harga barang itu sendiri
Pl.i = harga barang-barang lain (i = 1,2, ….,n)
O = tujuan-tujuan perusahaan
T = tingkat teknologi yang digunakan.
Fungsi ini dapat untuk menganalisis pengaruh semua faktor tersebut secara bersama-sama sekaligus, tentu dengan perhitungan yang lebih rumit. Untuk memudahkan perhitungan, umumnya dilakukan analisis secara parsial, yaitu analisis satu demi satu dengan menganggap faktor-faktor lain ceteris paribus. Fungsi penawaran parsial, ditulis sebagai berikut: Qs = f( Pq | Pl, C, O, T) , di mana faktor-faktor yang dibelakang garis tegak adalah ceteris paribus. Dari persamaan umum ini dapat dibuat fungsi penawaran spesifik, yaitu: Qs = a + b Pq, di mana a = konstante dan b = koefisien perubahan. Berdasarkan tabel 2., diperoleh persamaan penawaran : Qs = -100 + 0,001 Pq , di mana Qs = jumlah barang yang ditawarkan dan Pq = harga barang itu sendiri. Interpretasi dari persamaan ini adalah apabila harga HP naik satu rupiah maka jumlah HP yang ditawarkan naik sebesar 0,001 buah.
3. Pengaruh Faktor-Faktor Selain Harga Barang Itu Sendiri
Telah dinyatakan bahwa penawaran suatu barang selain dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti harga barang-barang lain, biaya produksi, tujuan-tujuan perusahaan, dan teknologi. Analisis pengaruh faktor harga barang itu sendiri telah dibahas di atas. Untuk melengkapi analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, berikut ini dibahas mengenai pengaruh faktor-faktor selain harga itu sendiri terhadap jumlah barang yang ditawarkan.
Harga Barang-Barang Lain. Sebagai contoh, karena gula impor harganya lebih murah dari harga gula lokal, maka permintaan gula lokal menurun. Karena permintaan gula lokal menurun maka produsen gula terpaksa menurunkan produksi dan penawarannya.
Biaya Produksi. Kenaikan biaya produksi akan menyebabkan penurunan penawaran barang. Apabila faktor-faktor selain biaya produksi tidak berubah maka kenaikan biaya produksi mengakibatkan menurunnya keuntungan atau bahkan kerugian bagi suatu perusahaan. Perusahaan yang mengalami kerugian tentu akan tutup, sehingga tidak ada lagi barang produksinya yang ditawarkan di pasar. Demikian pula bagi perusahaan yang mengalami penurunan keuntungan mungkin akan mengalihkan usahanya ke bidang lain, sehingga produksi dan penawaran barang berhenti.
Tujuan-Tujuan Perusahaan. Secara teoritis tujuan perusahaan adalah memaksimumkan keuntungan. Untuk memaksimumkan keuntungan tidak bisa dicapai dengan penggunaan kapasitas produksi maksimum, melainkan harus dengan penggunaan kapasitas produksi yang memaksimumkan keuntungan. Namun, tidak semua perusahaan bertujuan memaksimumkan keuntungan. Seperti perusahaan milik negara, umumnya lebih mementingkan memaksimumkan produksi dari pada memaksimumkan keuntungan. Ada perusahaan yang lebih mengutamakan menghindari resiko sehingga dapat terus selamat walaupun keuntungannya tidak maksimal. Tujuan yang berbeda-beda di atas menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap penentuan tingkat produksi. Dengan demikian secara tidak langsung tujuan perusahaan akan mempengaruhi penawaran suatu barang.
Teknologi. Dengan teknologi dapat mengurangi biaya produksi, meningkatkan produktivitas, meningkatkan mutu produk, dan menciptakan produk baru. Terhadap penawaran suatu barang, kemajuan teknologi menimbulkan dua akibat, yaitu : (1) produksi dapat ditingkatkan dengan lebih cepat dan (2) biaya produksi dapat lebih murah. Dengan demikian keuntungan dapat menjadi lebih besar. Dari kedua akibat tersebut dapat disimpulkan bahwa kemajuan teknologi dapat meningkatkan penawaran suatu barang di pasar. Apabila pengaruh harga barang itu sendiri (Pq) terhadap jumlah barang yang ditawarkan (Qs) ditunjukkan oleh gerakan naik-turun di sepanjang kurve penawaran (lihat Gb. 3) maka untuk pengaruh harga barang-barang lain (Pl), biaya produksi (C), tujuan-tujuan perusahaan (O), dan teknologi (T) ditunjukkan oleh pergeseran kurve penawaran ke kiri atau ke kanan.
Sebagai contoh, pengaruh kemajuan teknologi terhadap penawaran suatu barang ditunjukkan oleh pergeseran kurve penawaran ke kanan, sedangkan pengaruh kenaikan biaya produksi ditunjukkan oleh pergeseran kurve penawaran ke kiri (perhatikan Gb.4).
4 Gb. 4. Pergeseran Kurve Penawaran
Dari Gb. 4 dapat dijelaskan sebagai berikut. Dimisalkan pada mulanya kurve penawaran barang dari suatu perusahaan dengan menggunakan teknologi tertentu dan biaya produksi tertentu adalah SS. Kurve ini mununjukkan bahwa pada tingkat harga P, jumlah barang yang ditawarkan adalah Q. Bagaimana jika kemudian teknologi yang digunakan lebih canggih? Apabila teknologi yang digunakan lebih canggih maka kurve penawaran akan bergeser ke kanan, katakanlah menjadi S2S2. Kurve ini menunjukkan bahwa dengan harga tetap pada P, jumlah barang yang ditawarkan meningkat menjadi Q2. Ini berarti bahwa kemajuan teknologi dapat meningkatkan penawaran barang di pasar, dalam hal ini dari Q menjadi Q2. Sekarang, bagaimana jika pada suatu waktu terjadi kenaikan biaya produksi karena harga input naik?
Apabila biaya produksi naik maka kurve penawaran akan bergeser ke kiri, katakanlah menjadi S1S1. Kurve ini menunjukkan bahwa dengan harga tetap pada P, jumlah barang yang ditawarkan menurun menjadi Q1. Ini berarti bahwa kenaikan biaya produksi menyebabkan penurunan penawaran barang di pasar, dalam hal ini dari Q menjadi Q1. Dengan cara yang sama, pengaruh tujuan-tujuan perusahaan dan harga barang-barang lain terhadap penawaran suatu barang, dapat ditunjukkan oleh pergeseran kurve penawaran seperti pada Gb. 3.
Penentuan Harga Pasar dan Jumlah Barang Yang Diperjualbelikan
Harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran barang tersebut. Oleh karenanya, analisis penentuan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan di suatu pasar, harus berdasarkan analisis permintaan dan penawaran barang tersebut secara serentak. Harga pasar atau harga keseimbangan adalah tingkat harga di mana jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual sama dengan jumlah barang yang diminta oleh para pembeli. Pada kondisi demikian dikatakan bahwa pasar dalam keadaan keseimbangan atau ekuilibrium. Penentuan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan dalam keadaan keseimbangan dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu dengan menggunakan tabel (angka) atau dengan menggunakan grafik (kurve) atau dengan matematik.
1. Menentukan Keadaan Keseimbangan Dengan Tabel
Untuk menentukan keadaan keseimbangan pasar kita dapat menggabungkan tabel permintaan (Tabel 2.1) dan tabel penawaran (Tabel 2.2) menjadi tabel permintaan dan penawaran seperti Tabel 2.3 berikut. Dari tabel 2.3 nampak bahwa, jika harga rendah misalnya Rp.600.000,-, maka jumlah permintaan HP tinggi, yaitu 900 bh, tetapi jumlah HP yang ditawarkan rendah, yaitu hanya 500 bh, sehingga terjadi kelebihan permintaan (excess demand) 400 bh. Sebaliknya, jika harga HP tinggi, misalnya Rp. 1 juta,-, maka permintaannya menjadi rendah, yaitu 500 bh, tetapi jumlah HP yang ditawarkan di pasar tinggi, yaitu 900 bh, sehingga terjadi kelebihan penawaran (excess supply) sebanyak 400 bh. Oleh karena kondisi demikian maka terjadilah tawar-menawar antara para pembeli dan para penjual sampai akhirnya terbentuk harga keseimbangan atau harga pasar, yaitu Rp. 800.000,-. Pada harga ini, jumlah HP yang diminta oleh para pembeli sama dengan jumlah yang ditawarkan oleh para penjual, yaitu 700 bh.
Tabel 3. Permintaan dan penawaran HP di suatu pasar.
Harga (Rp.)
Jumlah HP Yang Diminta
Jumlah HP Yang Ditawarkan
Sifat Hubungan
600.000
900
500
Kelebihan Permintaan
700.000
800
600
Kelebihan Permintaan
800.000
700
700
Keseimbangan
900.000
600
800
Kelebihan Penawaran
1.000.000
500
900
Kelebihan Penawaran
2. Menentukan Keadaan Keseimbangan Dengan Grafik
Keadaan keseimbangan pasar dapat ditentukan dengan menggabungkan kurve permintaan (Gb.1.) dan kurve penawaran (Gb.3.) menjadi kurve permintaan dan penawaran seperti Gb.5. berikut. Dari Gb.5. nampak bahwa pada harga di atas Rp. 800.000,-, kurve penawaran terletak di sebelah kanan kurve permintaan, berarti penawaran melebihi permintaan. Keadaan demikian disebut kelebihan penawaran (excess supply). Sebaliknya, pada harga di bawah Rp. 800.000,- kurve permintaan berada di sebelah kanan kurve penawaran, berarti permintaan melebihi penawaran. Keadaan demikian disebut kelebihan permintaan (excess demand). Pada harga Rp. 800.000,- kurve permintaan berpotongan dengan kurve penawaran, berarti permintaan sama dengan penawaran. Keadaan demikian disebut keadaan keseimbangan atau ekuilibrium. Jadi, dengan titik E yang merupakan titik potong kurve permintaan dan kurve penawaran, dapat ditentukan harga pasar dan jumlah barang yang diperjualbelikan pada harga tersebut. Dalam contoh ini, harga pasar adalah Rp. 800.000,- dan jumlah barang yang diperjualbelikan pada harga tersebut adalah 700 bh.
5Gb.5. Penentuan Harga dan Jumlah HP yang diperjualbelikan
3. Menentukan Keadaan Keseimbangan Dengan Matematik
Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan. Dari contoh di atas, diperoleh persamaan permintaan dan penawaran sebagai berikut:
Persamaan permintaan : Qd = 1.500 – 0,001 Pq
Persamaan penawaran : Qs = -100 + 0,001 Pq
Kita tahu bahwa syarat keseimbangan adalah permintaan sama dengan penawaran atau Qd = Qs. Berarti : 1.500 – 0,001 P = -100 + 0,001 Pq
1.500 + 100 = 0,001 P + 0,001 Pq
1.600 = 0,002 Pq
Pq = 800.000 ( harga keseimbangan / harga pasar).
Selanjutnya dengan memasukkan nilai Pq ke dalam persamaan permintaan atau penawaran akan diperoleh nilai jumlah barang dalam keadaan keseimbangan. Bukti: QS = -100 + 0,001 (800.000) = – 100 + 800 = 700. Jadi, baik dengan menggunakan tabel, grafik maupun matematik, diperoleh hasil harga pasar yang sama, yaitu Rp. 800.000,- dan jumlah barang dalam keseimbangan, yaitu 700.
4. Pengaruh Faktor-Faktor Selain Harga Barang Itu Sendiri Terhadap Keadaan Keseimbangan
Di atas telah dijelaskan bahwa pengaruh faktor-faktor selain harga itu sendiri terhadap permintaan dan penawaran ditunjukkan oleh pergeseran kurve permintaan dan penawaran ke kiri atau ke kanan. Perubahan faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi keadaankeseimbangan pasar. Terdapat empat kemungkinan pergeseran kurve permintaan dan penawaran :
a.    Permintaan bertambah ( kurve permintaan bergeser ke kanan)
b.    Permintaan berkurang ( kurve permintaan bergeser ke kiri)
c.    Penawaran bertambah ( kurve penawaran bergeser ke kanan)
d.   Penawaran berkurang ( kurve penawaran bergeser ke kiri).
Pergeseran kurve tersebut dapat terjadi secara sendiri-sendiri atau serentak pada kurve permintaan dan penawaran. Sebagai contoh, (1) kurve permintaan bergeser ke kanan, kurve penawaran tetap; (2) kurve penawaran bergeser ke kanan, kurve permintaan tetap; atau (3) kurve permintaan dan kurve penawaran secara serentak bergeser ke kanan. Secara grafis, contoh tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Gb.6 ; Gb.7; Gb.8)
6
Gb.6. Permintaan bertambah
Gb. 7. Penawaran bertambah
Gb. 8. Permintaan dan Penawaran bertambah
Penjelasan Gb. 6 : Misalnya, pada suatu saat pendapatan masyarakat meningkat. Peningkatan pendapatan masyarakat tersebut menyebabkan bertambahnya permintaan barang. Permintaan barang yang bertambah digambarkan oleh pergeseran kurve permintaan ke kanan ,yaitu dari DD ke D1D1. Namun, pada saat yang sama, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penawaran tidak berubah, sehingga kurve penawaran tidak bergeser. Akibat dari pergeseran kurve permintaan tersebut, titik keseimbangan berpindah dari titik E ke E1. Perpindahan ini mengakibatkan kenaikan harga barang itu sendiri dari P menjadi P1 dan kenaikan jumlah barang yang diperjualbelikan dari Q menjadi Q1.
Penjelasan Gb. 7: Misalnya, pada suatu saat harga input menurun sehingga biaya produksi pada suatu perusahaan menjadi lebih rendah. Karena biaya produksi lebih rendah, maka perusahaan bisa memproduksi barang lebih banyak, berarti penawaran barang bertambah. Penawaran barang bertambah digambarkan oleh pergeseran kurve penawaran ke kanan, yaitu dari SS ke S1S1. Pada saat yang sama, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan tidak berubah sehingga kurve permintaan tidak bergeser. Pada kondisi demikian, akibat dari pergeseran kurve penawaran tersebut menyebabkan menurunnya tingkat harga dari P ke P1 dengan disertai meningkatnya jumlah barang yang diperjualbelikan dari Q ke Q1.
Penjelasan Gb. 8: Apabila terjadi perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, maka akan terjadi pergeseran kurve permintaan dan penawaran tersebut. Misalnya, pada suatu saat terjadi peningkatan pendapatan masyarakat dan kemajuan teknologi produksi maka di suatu pasar akan terjadi peningkatan permintaan dan penawaran barang. Kondisi demikian dapat digambarkan oleh pergeseran kurve permintaan dan penawaran ke kanan, yaitu masing-masing dari DD ke D1D1 dan dari SS ke S1S1. Pergeseran kurve serentak ini mengakibatkan kenaikan harga dari P ke P1 dan kenaikan jumlah barang yang diperjualbelikan dari Q ke Q1. Selanjutnya, dengan penalaran dan cara yang sama dapat dianalisis bagaimana jika terjadi penurunan permintaan atau penurunan penawaran atau secara serentak terjadi penurunan permintaan dan penawaran.
5. Permintaan dan Penawaran Pasar
Permintaan pasar adalah penjumlahan permintaan individu di suatu pasar. Sebagai misal, di suatu pasar gula pasir terdapat dua individu , yaitu Ali dan Badu, yang memiliki sifat permintaan gula pasir berbeda. Untuk memperoleh permintaan pasar, kita dapat menjumlahkan permintaan ke dua individu tersebut (lihat Tabel 4). Dari tabel 4. diatas dapat dibuat kurve permintaan Ali, kurve permintaan Badu, dan kurve permintaan pasar (lihat Gb. 9, 10, dan 11).
Tabel 4. Permintaan Pasar Gula Pasir
Tabel 7
7
Gb. 9. Kurve Permintaan Gb. 10. Kurve Permintaan Gb. 11. Kurve Permintaan Ali Badu Pasar
Dengan demikian, kurve permintaan pasar adalah penjumlahan horizontal kurve permintaan individu. Seperti halnya permintaan pasar, penawaran pasar juga merupakan penjumlahan penawaran barang dari semua penjual di suatu pasar. Dengan penalaran dan cara yang sama seperti pada analisis permintaan pasar, dapat dilakukan analisis penawaran pasar.

 Sumber: -Mikro2: Penawaran dan Permintaan Kardono-nuhfil
              - http://id.wikipedia.org/
              - http://www.cenderawasihpos.com/index.php?mib=berita.detail&id=5211
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tugas 1

Ruang Lingkup Ekonomi

A.  Definisi dan Metologi Ekonomi

      a.     Definisi Ekonomi
Pengertian secara umum Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan. Berikut ini adalah pengertian dan definisi ekonomi menurut beberapa ahli:

1.     Menurut AdamSmith : Ekonomi ialah penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan Negara.
2.     Menurut Mill  J. S : Ekonomi ialah sains praktikal tentang pengeluaran dan penagihan.
3.     Menurut AbrahamMaslow : Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.
4.     Menurut Hermawan Kartajaya : Ekonomi adalah platform dimana sector industri melekat diatasnya.

Dan ilmu ekonomi juga adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang sangat luas liputannya. Oleh sebab itu sangatlah sukar untuk membuat definisi yang akan memberikan gambaran yang tepat mengenai analisis-analisis yang diliputi oleh ilmu ekonomi.

Definisi ilmu ekonomi selalu dihubungkan kepada keadaan ketidak seimbangan di antara :

1.   Kemampuan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
2.   Keinginan masyarakat untuk mendapatkan barang dan jasa

Kegiatan manusia dalam suatu masyarakat dapat dikelompokkan menjadi 3 macam kegiatan (ekonomi) pokok :

1.   Kegiatan produksi
2.   Kegiatan konsumsi
3.   Kegiatan pertukaran

Ilmu Ekonomi dikelompokkan dalam Ilmu Ekonomi Mikro dan Ilmu Ekonomi Makro :

1.   Ekonomi Mikro (teori harga) : menitikberatkan pada perilaku ekonomi individu rumah tangga, perusahaan dan pasar, dalam mengelola sumberdaya ekonomi secara efisien.
2.   Ekonomi Makro : menitikberatkan pembahasan tentang perekonomian secara keseluruhan (agregatif), pengangguran, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan perdagangan internasional
  
Proses ekonomi memerlukan sumber-sumber ekonomi untuk melaksanakannya  Sumber sumber ekonomi/faktor produksi tersebut antara lain adalah :

1.   Sumber-sumber alam (tanah, minyak bumi, hasil tambang lain, air, udara, dll)
2.   Sumber ekonomi yang berupa manusia dan tenaga manusia (kemampuan fisik manusia, kemampuan mental, ketrampilan dan keahlian)
3.   Sumber-sumber ekonomi buatan manusia (mesin, gedung, jalan, dll)
4.   Kepengusahaan/Entrepreneurship (pihak yang berinisiatif menggabungkan dan mengkoordinir ketiga sumber ekonomi di atas)

      b.     Metodologi Ekonomi

Sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi.
Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya.
Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tulisan 3 Perusahaan Tidak Berkembang Atau Bangkrut

Mengapa dalam sebuah perusahaan besar bisa mengalami bangkrut ? apa penyebabynya ?

Pailit berasal dari bahasa Prancis yang berarti kemacetan pembayaran keuangan. Dimana debitur memiliki kesulitan untuk membayar hutangnya dan dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga. Bangkrtut dengan Pailit adalah dua hal yang berbeda. Dimana Bangkrut itu adalah suatu perusahaan yang sedang berada dalam keadaan keuangannya dalam keadaan tidak sehat, sedangkan pailit perusahaan yang dalam keuangan sehat akan tetapi jika hutangnya tidak di bayar pada jatuh tempo yang di tentukan bisa di nyatakan pailit.
Kadang dalam suatu perusahaan keuangan tidak selamanya baik, pengeluaran lebih besar dari pada pemasukan sering terjadi. Dan satu-satunya jalan ialah meminjam dana ke Bank. Dan jika tidak bisa membayar nya itu di nyatakan Pailit. Perusahaan yang pailit kadang untuk mengurangi pengeluaran melakukan penyegaran karyawan denga mem-Phk beberapa karyawan. Namun jika keadaan lebih parah maka perusahaan itu akan Bangkrut.
Adapun dengan Likuidisasi yaitu Perusahaan menjual aset-asetnya atau beberapa sahamnya untuk membayar kewajiban-kewajiban seperti hutang dll.

Contoh perusahaan organisasi yang bangkrut :

Pemerintah AS gagal menyelamatkan Chrysler, salah satu perusahaan otomotif terbesar di AS. Presiden AS Barack Obama di Gedung Putih hari Kamis (30/4) menyatakan bahwa Chrysler bakal di nyatakan bangkrut setelah negosiasi dengan para kreditornya tak mencapai kata sepakat.
Sebelumnya, Obama telah memberikan batas waktu sampai tengah malam waktu setempat bagi perusahaan itu untuk menyelesaikan urusannya dengan pihak kreditor, serikat buruh dan perusahaan mobil Fiat, Italia sebagai partner usaha Chrysler atau Chrysler akan dinyatakan bangkrut.
Pihak Chrysler sudah berusaha memenuhi batas waktu itu dan melakukan pembicaraan dengan serikat buruh dan partner usahanya dari FIAT, tapi mayoritas kreditor menolak proposal untuk memberikan jaminan terhadap hutang Chrysler yang nilainya mencapai 6,9 milyar dollar.
Sikap para kreditor itu dikritik Presiden Obama. "Saya tidak mau berpihak pada mereka, saya berpihak pada para pekerja di perusahaan Chrysler," kata Obama.
Sebelum dinyatakan bangkrut, Chrysler masih diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan finansial dibawah pengawasan dan supervisi pengadilan serta masih akan beroperasi sesuai kesepakatan kerjasamanya dengan FIAT.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Chrysler Robert Nardelli mengatakan akan segera meninggalkan perusahaan, setelah mendengar Chrysler akan dinyatakan bangkrut.
Chrysler adalah satu dari tiga perusahaan otomotif terbesar di AS, setelah General Motors dan Ford. Ketiga perusahaan itu menghadapi masalah finansial menyusul krisis ekonomi yang menghantam Negeri Paman Sam. Chrysler dan General Motor meminta pemerintah agar memberikan sebagian dana penyelamatan ekonomi sebesar 21,6 milyar dollar kepada perusahan-perusahaan otomotif itu.
Setelah Chrysler yang akan dinyatakan bangkrut, General Motor masih punya waktu 30 hari lagi untuk melakukan restrukturisasi sementara Ford mengaku masih punya cukup dana untuk bertahan dari hempasan krisis ekonomi tanpa bantuan pemerintah.
General Motor awal April kemarin sudah mengumumkan kemungkinan akan mem-PHK lagi sekitar 21.000 karyawannya dan sudah menutup sejumlah pabrik dan showroom-showroomnya. Pemerintahan Obama, pada bulan Maret kemarin juga sudah memecat Kepala Eksekutif General Motor, Rick Wagoner.
Contoh perusahaan organisasi yang bangkrut atau pailit.

NEW YORK - Wall Street menutup bulan terbaik dalam 20 tahun dengan tidak sempurna. Kegagalan dari perusahaan perdagangan MF Global Holdings Ltd dan kekhawatiran baru tentang krisis utang Eropa memukul saham keuangan, sehingga membuat Dow Jones cs terpuruk.

Dilansir dari Reuters, Selasa (1/11/2011), Dow Jones Industrial Average ambles 276,10 poin atau 2,26 persen ke 11.955,01. Indeks Standard & Poor 500 turun 31,79 poin atau 2,47 persen ke 1.253,30. Sementara Nasdaq Composite Index terpuruk 52,74 poin atau 1,93 persen ke 2.684,41.

Pelemahan ini menandakan bila "kesengsaraan" krisis Eropa belum berakhir. Obligasi Italia dan Spanyol melonjak, mendorong Bank Sentral Eropa untuk membeli utang. Sementara saham bank-bank Eropa berada di bawah tekanan jual yang berat.

Diketahui, sebuah broker berjangka di Amerika Serikat (AS), MF Global Holdings Ltd, yang membuat taruhan besar pada utang Eropa, mengajukan perlindungan kebangkrutan sehingga menjadi korban terbesar di AS dari krisis zona euro. Perdagangan saham MF Global pun dihentikan.

Hal ini membuat saham keuangan merosot tajam. Saham Morgan Stanley turun 8,6 persen menjadi USD17,64. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan sudah diputuskannya kesepakatan penanganan krisis zona Eropa pekan lalu.

"Kami memulai hari dengan lebih banyak pertanyaan tentang Uni Eropa. Kemudian masalah MF Global datang, di mana kebangkrutan mereka tidak diketahui," kata Managing Director Southwest Securities, Mark Grant.

SURABAYA POST -- 17 perusahaan rokok industri rumah tangga di Jombang terancam bangkrut. Ini menyusul kenaikan pajak cukai, Peraturan Menteri Keuangan  (PMK) no 200 tentang luas area untuk industri rokok dan ditambah keluarnya fatwa haram rokok yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah.

Ketua Asosiasi Perusahaan Rokok Republik Indonesia (ASPRRI) Jombang, Abdurrahman, Minggu (14/3), mengatakan, sudah sebulan ini seluruh perusahaan rokok terancam kolaps. Kondisi perusahaan rokok yang sudah lesu itu jadi semakin turun omsetnya 15 hingga 20 persen.

Sebelum adanya kenaikan cukai, dalam satu bulan pihaknya  mampu menjual 80 bal atau sekitar 16.000 pak rokok. Setelah adanya kebijakan tersebut, hanya mampu menjual 50 bal per bulan.

Maklum, cukai rokok yang sebelumnya Rp 35 per batang, kini menjadi Rp 65 per batang. Padahal harga jual rokok tersebut rata-rata Rp 2 ribu per bungkus, setiap bungkusya berisi 10 batang.

Tidak hanya kenaikan bahan pokok dan cukai, Majelis Tarjih PP Muhammadiyah juga telah mengeluarkan fatwa haram merokok. Bukan cuma itu, fatwa tersebut juga berlaku bagi seluruh aktivitas sosial industri rokok, seperti memberikan bantuan dana sosial untuk masyarakat. Termasuk yang dilarang adalah bantuan uang bagi yayasan sosial.

"Dana itu haram karena diambil dari barang haram, yaitu rokok. Ibaratnya kalau makan dari barang haram, darah yang mengalir di tubuh kita juga haram," kata Ketua PP Muhammadiyah, Sudibyo Markus, di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Minggu 14 Maret 2010.

Sudibyo menjelaskan keuntungan yang didapat perusahaan rokok selama ini adalah penderitaan masyarakat. Anak-anak menjadi pecandu rokok. Masyarakat miskin rela mengeluarkan uang untuk membeli rokok. "Itu berdampak pada sesuatu yang tidak produktif, dan itu yang harus kita lihat secara secara totalitas," ia menegaskan.

Ketika disinggung tentang kemungkinan adanya sponsor perusahaan rokok untuk menutup anggaran Muktamar Muhammadiyah pada 3-8 Juli 2010 di Yogyakarta mendatang, Sudibyo menegaskan tidak sepeserpun uang yang didapat berasal dari sumbangan perusahaan rokok.

"Kami dapat dari patungan seluruh Rumah Sakit Muhammadiyah, dan kami tidak menerima sponsor rokok karena berbahaya, dan itu berat," tegasnya.

Fatwa haram rokok dari Muhammadiyah ini mengejutkan banyak kalangan. Karena, selama ini Muhammadiyah selalu menyatakan bahwa rokok hukumnya mubah atau dibolehkan.

Meski demikian, Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Majelis Tarjih, Yunahar Ilyas, mengakui fatwa tersebut susah dilaksanakan di lapangan. Karena itulah, di dalam naskah fatwa, dibedakan antara pengaturan status hukum dan pelaksanaannya.
Sebuah perusahaan bisa menjadi gulung tikar apabila pengeluaran tidak terkendali dan pemasukan minus serta tidak memiliki dana segar lagi. Sedangkan modal perusahaan telah habis terkuras untuk menutupi biaya operational dll. Apabila pengeluaran lebih besar dan pemasukan lebih kecil mau tidak mau yang akan di gunakan adalah modal perusahaan tersebut.
Sedangkan product yang di jual tidak laku yang ada hanya pengeluaran secara terus menerus (pengeluaran rutin) bulanan. Jadi seberapa besarpun modal yang di miliki jika tidak ada pemasukan maka dalam jangka waktu tertentu pasti akan habis (besar pasak dari tiang). Suatu bisnis akan bertahan kalau sanggup untuk menutup pengeluaran rutin dari hasil penjualan yang di peroleh setiap bulannya.
Factor yang menyebabkan perusahaan bankrut pada umumnya:

   - Managemen resiko lemah dan tidak tercontrol
    -Biaya operational terlalu besar
    -Tidak mampu berinovasi
    -Menganggap sepele hal hal yang penting, misalnya value,kompetisi dan sumber daya
    -Tidak bisa menangkap peluang kebutuhan pasar yang bisa menjadi sumber pemasukan rutin, jika bisa memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
    -Kurang merespon perubahan yang ada atau lalai
    -Pemasukan keuangan dari suatu perusahaan sangat di tentukan oleh hasil penjualan dari perusahaan tersebut.
    -Kurang adanya pengawasan oleh pimpinan perusahaan
    -Tidak memperhatikan tanda tanda buruk yang bisa membahayakan perusahaan, misalnya ada product baru dari perusahaan lain yang ternyata productnya lebih bagus,berkualitas dan bisa cepat menguasai pangsa pasar. Sebagai contoh perusahaan raksasa yang bankrut lehman brother,motorolla,Kodak perusahaan perusahaan raksasa tersebut jatuh dan terpuruk kalah dalam persaingan .

Kalau ada sinyal masalah atau terjadi kemerosotan harus secepatnya di atasi dengan melakukan peningkatan dan selalu konsisten melakukan pembenahan serta peka terhadap perubahan yang terjadi dan jangan menganggap resiko temporer serta jangan merasa diri bisa melakukan segalanya, bisa mengatasi semua permasalahan di perusahaan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS