Hukum Komputer di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara pengguna komputer terbesar di dunia sehingga penerapan etika komputer dalam masyarakat sangat dibutuhkan. Indonesia menggunakan dasar pemikiran yang sama dengan negara-negara lain sesuai dengan sejarah etika komputer yang ada. Pengenalan teknologi komputer menjadi kurikulum wajib di sekolah-sekolah, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA sederajat). Pelajar, mahasiswa dan karyawan dituntut untuk bisa mengoperasikan program-program komputer dasar seperti Microsoft Office. Tingginya penggunaan komputer di Indonesia memicu pelanggaran-pelanggaran dalam penggunaan internet. SurveiBusiness Software Alliance (BSA) tahun 2001 menempatkan Indonesia di urutan ketiga sebagai negara dengan kasus pembajakan terbesar di dunia setelah Vietnam dan China. Besarnya tingkat pembajakan di Indonesia membuat pemerintah Republik Indonesia semakin gencar menindak pelaku kejahatan komputer berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 (penyempurnaan dari UUHC No. 6 Tahun 1982 dan UUHC No. 12 Tahun 1997). Upaya ini dilakukan oleh pemerintah RI untuk melindungi hasil karya orang lain dan menegakkan etika dalam penggunaan komputer di Indonesia.
Perlindungan Data Pribadi Pengguna Internet
UU ITE memang belum memuat aturan perlindungan data pribadi secara khusus. Tetapi, secara implisit UU ini mengatur pemahaman baru mengenai perlindungan terhadap keberadaan suatu data atau informasi elektronik baik yang bersifat umum maupun pribadi.
Sedangkan, hal yang berkaitan dengan penjabaran tentang data elektronik pribadi, UU ITE mengamanatkannya lagi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (“PP PSTE”).
Perlindungan data pribadi dalam sebuah sistem elektronik dalam UU ITE meliputi perlindungan dari penggunaan tanpa izin, perlindungan oleh penyelenggara sistem elektronik, dan perlindungan dari akses dan interferensi ilegal.
Terkait perlindungan data pribadi dari penggunaan tanpa izin, Pasal 26 UU ITE mensyaratkan bahwa penggunaan setiap data pribadi dalam sebuah media elektronik harus mendapat persetujuan pemilik data bersangkutan. Setiap orang yang melanggar ketentuan ini dapat digugat atas kerugian yang ditimbulkan.
Bunyi Pasal 26 UU ITE adalah sebagai berikut:
1) Penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan Orang yang bersangkutan.
2) Setiap Orang yang dilanggar haknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan gugatan atas kerugian yang ditimbulkan berdasarkan Undang-Undang ini
Dalam penjelasannya, Pasal 26 UU ITE menyatakan bahwa data pribadi merupakan salah satu bagian dari hak pribadi seseorang. Sedangkan, definisi data pribadi dapat dilihat dalam Pasal 1 PP PSTE yaitu data perorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiaan.
Cracking dimaknai sebagai peretasan dengan cara merusak sebuah sistem elektronik. Akibat cracking terkait pertanyaan Anda selain merusak, dapat juga berupa hilang, berubah, atau dibajaknya data pribadi maupun account pribadi seseorang untuk kemudian digunakan tanpa persetujuan pemilik data pribadi.
Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam UU ITE menurut kami tidak hanya tentang pernyataan “yes” atau “no” dalam perintah (command) “single click” maupun “double click”, melainkan harus juga didasari atas kesadaran seseorang dalam memberikan persetujuan terhadap penggunaan atau pemanfaatan data pribadi sesuai dengan tujuan atau kepentingan yang disampaikan pada saat perolehan data. Dengan demikian, penggunaan data pribadi oleh crakcer sebagaimana pertanyaan Anda dalam konteks perdata merupakan bentuk pelanggaran Pasal 26 ayat (1) UU ITE.
Definisi data pribadi sebagaimana pasal 26 UU ITE belum cukup menjelaskan apa saja yang termasuk data perorangan. Oleh sebab itu, masih diperlukan referensi yang dimaksud data pribadi dalam peraturan perundangan lain.
Hukum Penggunaan Komputer di indonesia dan Perlindungan data pribadi pengguna internet
Etika Dalam Menggunakan Internet
Penerimaan Kita harus menerima bahwa internet bukanlah bebas nilai-zona. Ini berarti World Wide Web adalah tempat di mana nilai-nilai yang dianggap dalam arti yang luas sehingga kita harus berhati-hati saat membentuk konten dan layanan dan kita harus mengakui bahwa internet tidak terlepas dari masyarakat universal, tetapi merupakan komponen utama dari itu.
Kepekaan terhadap budaya lokal dan nasional Ini milik semua dan tidak ada penghalang budaya nasional dan lokal. Hal ini tidak bisa dikenakan satu set nilai-nilai seperti saluran TV lokal atau koran lokal kita harus mengakomodasi keragaman penggunaan.
Sementara menggunakan e-Mail dan mengobrol Internet harus digunakan untuk komunikasi dengan keluarga dan teman-teman. Hindari mengobrol dengan orang asing dan meneruskan e-mail dari orang tak dikenal / strangers.We harus menyadari risiko yang terlibat dalam chatting dan meneruskan e-mail ke orang asing.
Berpura-pura menjadi orang lain Kita tidak harus menggunakan internet untuk menipu orang lain dengan berpura-pura menjadi orang lain. Menyembunyikan identitas kita sendiri untuk menipu orang lain di dunia internet adalah kejahatan dan juga dapat menjadi resiko bagi orang lain.
Hindari bahasa yang Buruk Kita tidak harus menggunakan bahasa kasar atau buruk saat menggunakan e-Mail, chatting, blogging dan jejaring sosial, kita harus menghormati pandangan mereka dan seharusnya tidak mengkritik siapa pun di internet.
Sembunyikan informasi pribadi Kita tidak harus memberikan informasi pribadi seperti alamat rumah, nomor telepon, minat, password. Tidak ada foto harus dikirim ke orang asing karena mungkin disalahgunakan dan berbagi dengan orang lain tanpa sepengetahuan mereka.
Mendownload Internet digunakan untuk mendengarkan dan belajar tentang musik, Hal ini juga digunakan untuk menonton video dan bermain game kita tidak harus menggunakannya untuk men-download atau berbagi materi berhak cipta. Kita harus sadar akan pentingnya hak cipta dan masalah hak cipta.
Akses ke Internet Internet adalah alat hemat waktu bagi semua orang yang memperbesar kemungkinan pertumbuhan kurikulum. Belajar tergantung pada kemampuan untuk menemukan informasi yang relevan dan dapat diandalkan dengan cepat dan mudah, dan untuk memilih, memahami dan menilai informasi tersebut. Mencari informasi di internet dapat membantu untuk mengembangkan keterampilan ini. Latihan kelas dan dibawa pulang tugas penilaian, di mana mahasiswa diwajibkan untuk membandingkan isi website, ideal untuk mengingatkan siswa untuk persyaratan menulis untuk audiens yang berbeda, tujuan dari konten tertentu, mengidentifikasi dan menilai akurasi dan reliabilitas. Karena banyak situs mengadopsi pandangan khusus tentang isu-isu, internet adalah alat yang berguna untuk mengembangkan keterampilan fakta membedakan dari pendapat dan menjelajahi subjektivitas dan objektivitas.
- Jangan menggunakan komputer untuk merugikan pengguna lain.
- Jangan menggunakan komputer untuk mencuri informasi orang lain.
- Jangan mengakses file tanpa izin dari pemiliknya.
- Jangan menyalin perangkat lunak berhak cipta tanpa izin penulis.
- Selalu menghormati hukum dan kebijakan hak cipta.
- Hormati privasi orang lain, sama seperti Anda mengharapkan hal yang sama dari orang lain.
- Jangan menggunakan sumber daya komputer pengguna lain tanpa izin mereka.
- Gunakan Internet etis.
- Mengeluh tentang komunikasi dan kegiatan ilegal, jika ditemukan, untuk Penyedia layanan Internet dan otoritas penegak hukum setempat.
- Pengguna bertanggung jawab untuk melindungi mereka Id User dan Password. Mereka tidak harus menulis mereka di atas kertas atau di mana pun untuk mengingat.
- Pengguna tidak harus sengaja menggunakan komputer untuk mengambil atau memodifikasi informasi dari orang lain, yang dapat mencakup informasi password, file, dll.
Sebenarnya masih banyak hal yang perlu diperhatikan sebagai bagian dari etika menggunakan internet. Akan tetapi yang menjadi intinya adalah walaupun internet ini dunia maya, akan tetapi karena interaksi yang terjadi di dalamnya tetap melibatkan manusia dengan berbagai jenis dan karakter tak ubahnya di dunia nyata sehari-hari, maka etika keseharian tetap harus diterapkan. Bagaimanapun pelanggaran terhadap etika tersebut bisa berdampak kurang baik bahkan bisa menjadi sesuatu yang buruk bagi kita dan anak kita. Konsekuensinya sendiri bisa terjadi dalam bentuk ringan seperti pengucilan, pemblokiran, dan hal sejenis lainnya, hingga dalam bentuk yang cukup berat yang bisa membawa kita berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
http://apradiznewcyberxj.wordpress.com/etika-dalam-menggunakan-internet/
http://ekskulsmp3.blogspot.com/p/etika-dalam-menggunakan-internet.html?m=1
http://artikeletikaberinternet.blogspot.com/p/bagaimana-etika-berinternet-yang-benar.html
http://infosecawareness.in/students/internet-ethics
Etika Pekerjaan Non Formal Penjual Gorengan Keliling
- Pedagang gorengan wajib membeli tempe,tahu dan sayuran yang masih segar dari pedagang dipasar dan bebas dari bahan berbahaya untuk dikonsumsi manusia.
- Setelah memilih dan membeli tempe,tahu dan sayuran, penjual gorengan harus mengecek kualitas dari tempe.tahu mereka lalu mencuci sampai bersih sayuran yang di beli dan juga di rebus untuk membuat sayuran tersebut dapat dimakan langsung dan memiliki rasa.
- Lalu menentukan takaran sesuai dengan harga yang di tetapkan atau harga yang diberikan kepada pelanggan agar mendapat untung yang lumayan banyak.
- Penjual gorengan keliling harus mengetuk pengorengan atau gerobak nya di setiap rumah yang di lewatinya untuk memperdagangkan jualannya, dan juga menawarkan setiap orang yang sedang duduk di teras rumah atau sedang duduk di taman.
- Jika didalam suatu komplek atau perumahan terdapat lebih dari satu pedagang gorengan keliling, maka diwajibkan saling bersaing secara sehat, dan tidak menyerobot pembeli yang telah menetapkan/pelanggan penjual gorengan pilihannya.
- Penjual
gorengan keliling diwajibkan untuk tidak menjual dagangannya di pinggir jalan yang
ramai, karena akan merusak nilai gizi yang ada dalam jualannya tersebut, dan
dapat membuat konsumen yang memakannya menjadi sakit. Diharapkan berjualan di
komplek perumahan yang bebas dari polusi kendaran. Kesimpulan :Dengan adanya etika atau aturan dalam penjual gorengan keliling ini diharapkan penjual dapat memuaskan pelanggan yang membelinya dan juga tidak kecewa telah membelinya, dan penjual pun mendapatkan keuntungan
Peranan Telematika dalam Pendidikan
Di Era abad 21 peranan Dunia teknologi mengalami kemajuan
begitu cepat. Perkembangan teknologi informasi yang cepat juga di bidang
telematika yang merupakan bagian dunia TI, Kalau kita membahas dunia TI
cakupannya sangat luas, mari kita berpikir sejenak di sekitar kita
yaitu di dunia pendidikan tentang pengaruh telematika di dunia
pendidikan terutama di perguruan tinggi. Hampir semua perguruan tinggi
baik negeri dan swasta memanfaatkan teknologi informasi hal ini memang
sangat sinergi karena pendidikan mengimplementasikannya. Dengan adanya
teknologi informasi terutama telematika sangat membantu proses kegiatan
belajar mengajar di perguruan tinggi. Pemanfaat telematika di dunia
pendidikan khususnya perguruan tinggi sudah banyak sekali di antaranya:
1. E-learning
Hampir setiap perguruan tinggi di setiap websitenya memasukan modul
E-learning, Sebenarnya E-learning itu apa? E-learning merupakan
singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses
belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet
sebagai system pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan
konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
E-learning merupakan contoh dari berkembangnya dunia pendidikan dari
cara konvensional (tatap muka di kelas) ke cara yang lebih terbuka
melalui internet. Hal ini dapat terjadi karena adanya teknologi
telematika yang dapat menghubungkan pengajar dengan muridnya. Kegiatan
seperti memberikan materi belajar, melakukan ujian, mengirim tugas,
mengecek nilai dapat dilakukan secara elektronik. Perkembangan
e-learning didukung dengan banyaknya website bernuansa pendidikan yang
dibangun sehingga memudahkan pengaksesan pendidikan oleh siapapun yang
ingin belajar tanpa dibatasi oleh umur,gender dan waktu.
2. Buku Elektronik
Di setiap perguruan pasti mempunyai materi sesuai kurikulum, jaman
dahulu mereka mendistribusikan buku- buku secara lansung, hal ini
tentunya tidak efektif maka untuk mempermudah mereka membuat buku yang
di buat secara sotf dan tidak mencetak kedalam penerbitan buku,buku
inilah disebut e-book atau buku elektronik. Buku elektronik atau e-book
adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan
informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Dalam
sebuah e-book dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar,
animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya
dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis e-book paling sederhana
adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk
elektronik yang ditayangkan oleh komputer.
3. Perpustakaan Elektronik
Untuk mengumpulkan buku-buku ada beberapa kampus yang membuat
perpustakaan elektronik yang dapat di akses di intenet. Perpustakaan
yang biasanya arsip-arsip buku dengan di Bantu dengan teknologi
informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan
yang pasif menjadi agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya.
Homepage dari The Library of Congress merupakan salah satu perpustakaan
yang terbesar di dunia. Saat ini sebagian informasi yang ada di
perpustakaan itu dapat di akses melalui internet.
4. Surat Elektronik (email)
Untuk mendukung komunikasi di jaman sekarang kita bisa menggunakan
email, dan sudah tidak jamannya lagi harus ketemu muka bila ada sesuatu
yang mau di konsultasikan, Dengan aplikasi sederhana seperti email maka
seorang dosen, pengelola, orang tua dan mahasiswa dapat dengan mudah
berhubungan. Dalam kegiatan di luar kampus mahasiswa yang menghadapi
kesulitan dapat bertanya lewat email.
5. Video Teleconference
Seiring berkembangnya teknologi multimedia dan koneksi yang murah
membuat kegiatan proses belajar bisa di lakukan kapan saja dan di mana
saja yaitu menggunakan teknologi teleconference. Bahkan di dunia bisnis
ini sangat efektif apalagi di dunia pendidikan.Keberadaan teknologi ini
memungkinkan siswa atau mahasiswa dari seluruh dunia untuk dapat
berkenalan, saling mengenal bangsa di dunia. Teknologi ini dapat
digunakan sebagai sarana diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk
bermain peran pada kegiatan pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan
kepercayaan diri dan kerjasama yang bersifat sosial.
6. Tele-edukasi dan Latihan Jarak Jauh dalam Cyber System
Ini bisa di lakukan di daerah yang sudah maju untuk masalah koneksi
serta perangkat yang mendukungnya. Sebab pendidikan dan pelatihan jarak
jauh diperlukan untuk memudahkan akses serta pertukaran data, pengalaman
dan sumber daya dalam rangka peningkatan mutu dan keterampilan
professional dari SDM di Indonesia. Pada gilirannya jaringan ini
diharapkan dapat menjangkau serta dapat memobilisasikan potensi
masyarakat yang lain, termasuk dalam usaha, dalam rangka pembangunan
serta kelangsungan kehidupan ekonomi di Indonesia, baik yang bersifat
pendidikan formal maupun nonformal dalam suatu “cyber system”.
Dampak positif dan negati telematika di dalam pendidikan.
Setiap perkembangan teknologi pasti atau hal yang baru pasti ada efek
baik langsung maupun tidak langsung efek itu tentunya ada yang baik dan
jelek. Ada dampak positif dan negatifnya, termasuk telematika dan
dampak positif negatifnya adalah
Positif :
1. Sangat membantu manusia dalam hal melaksanakan pekerjaaan kita dan lebih efisien.
2. Belajar mengajar bisa di lakukan di mana saja
3. Menjadikan hidup lebih mudah
4. Membuat jarak yang sangat jauh semakin dekat tidak ada batasan waktu dan tempat.
5. Membuat manusia akan selalu belajar dengan teknologi dan perkembangan zaman
Negatif
1. Penyalahgunaan teknologi untuk merusak data (crakcer) atau kejahatan cyber oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
2. Sangat mungkin terjadi Kejahatan Telematika sebagai Kejahatan
Transnasional, bahkan dapat meningkatnya kejahatan ditengah-tengah
masyarakat.
3. Privasi tidak terlindungi karena selalu berhubungan dengan teknologi
4. Aspek sosial sebagai mahasiswa turun karena jarang bertemu langsung
(dimanjakan oleh teknolgi) sehingga membuat manusia tampak lebih bodoh
sumber:
http://lailyazharul.blogspot.com/2011/10/penerapan-telamatika-pada-pendidikan.html
http://anovianto.wordpress.com/2012/10/09/tugas-1-pengantar-telematika/
http://riccoroviandy.blogspot.com/2012/12/peranan-telematika-dalam-kehidupan.html